Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari sahabat ABU AYYUB AL-ANSHORI beliau adalah salah satu sahabat utama, yang telah masuk islam, sejak pertama islam datang, beliau ikut dalam baiatul aqobah bahkan rosululloh dijamu oleh sahabat ini ketika sampai di madinah, dalam hadist tersebut ABU AYYUB mengatakan telah datang seorang laki-laki kepada baginda ROSULLULLAH SAW lalu orang tersebut berkata :
[HR. Imam Ahmad, no. 23498 dan Ibnu Majah, no. 4171. Lihat as-Shahihah, no. 401]
عِظْنِي وَأَوْجِزْ وفي رواية عَلِّمْنِي وَأَوْجِزْ
Ya Rosululloh Berikan saya sebuah nasihat yang pendek dalam riwayat yang lain dikatakan Ya Rosululloh Berikan saya pengajaran yang ringkas, maka rosulullah SAW bersabda kepada orang tersebut
إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ 1.
Nasehat rosulullah yang pertama adalah
Pesan ini juga berlaku untuk kita jama’ah yang dimulyakan Alloh SWT, bahwa setiap ibadah yang kita kerjakan ,mudah-mudahan peluang-peluang yang bisa mendekatkan kita kepada Alloh SWT, manakala ibadah itu menjadi prioritas dengan semangat kita untuk menyempurnakannya baik syarat, rukun maupun yang sunahnya sehingga pada akhirya ibadah itu menjadi sebuah ibadah yang berkualitas dihadapan Alloh SWT, tidak hanya terbatas ibadah sholat bahkan setiap kali kita melaksanakan ibadah lainnya maka, bayangkanlah seolah-olah itulah ibadah terakhir yang diberikan oleh Alloh peluangnya untuk kita, sehingga kita berupaya memaksimalkan ibadah tersebut
Rosullullah memberikan nasihat kepada orang tersebut dengan nasehat yang ringkas
وَلَا تَكَلَّمْ بِكَلَامٍ تَعْتَذِرُ مِنْهُ غَدًا 2.
Dalam pesen in Rosululloh SAW mengingatkan kita bersama, betapa pentingnya bagi seorang mukmin untuk bisa mengendalikan lisannya, betapa berharga sebuah ucapan, betapa pentingnya menjaga perkataan, peribahasa arab mengatakan
Al lisan shokhirul jirmi kasirul jurmi lisan bahwa lisan itu kecil bentuknya akan tetapi besar dampaknya, secara anatomi kita bisa melihat jama’ah yang dimulyakan Alloh SWT, di dalam struktur tubuh kita lisan ditempatkan oleh Alloh di anggota tubuh bagian dalam dia dikawal oleh mulut bahkan dipagar oleh gigi sehingga demikian luar biasanya penjagaan terhadap lihat itu, karena kita sadar betul begitu ucapan keluar maka dia laksana anak panah yang dilepaskan dari busurnya dan melesat dengan kencangnya dan dia akan sulit untuk ditarik kembali ke busurnya, makanya di dalam islam menjaga lisan menjadi sesuatu indikator nilai-nilai keimanan seseorang kepada Alloh SWT :
HR. Al-Bukhâri, no. 6018 dan Muslim, no. 47 dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوِ لْيَصْمُتْ
Siapa yang mengaku beriman kepada Alloh dan hari akhir maka salah satu tanda-tandanya adalah dia akan berkata yang benar, kalau dia tidak mampu mengucapkan perkataan yang benar maka dia lebih baik diam, maka disini berlaku peribahasa diam itu emas
Betapa tidak semua ucapan harus kita lontarkan, tidak semua perasaan harus kita sampaikan apalagi perasaan yang dibungkus dengan nilai-nilai kebencian, apalagi didalamnya ada nilai-nilai fitnah kepada saudara-saudara kita, hari ini betapa kita dimanjakan oleh tekhnologi, perkembangan social media yang mudah kita akses dimana saja, sehingga terkadang kita tidak mampu mengendalikan diri, ketika kita melihat ada hal-hal yang tidak sesuai dengan nafsu kita, yang tidak sesuai dengan selera kita maka kita segera mengambil alat komunikasi kita lalu menuliskan kata-kata disana, terjemahan dari lisan yang kita aplikasikan dalam tulisan kita kemudian lahirlah perkataan-perkataan yang buruk, ucapan-ucapan yang justru menyakitkan bahkan mungkin mengandung firnah dan sebagainya
Pesan rosulullulh kepada sahabat ini mudahan-mudahan juga menjadi bagian penting bagi kehidupan kita, menyampaikan kebaikan dari lisan akan mendatangkan kemaslahatan tapi menyampaikan keburukan yang berasal dari lisan akan membawa kemudharatan dan kerusakan
Nasehat singkat dari rosulullah SAW kepada sahabat tadi adalah
وَاجْمِعِ الْيَأْسَ مِمَّا فِي أَيْدِي النَّاسِ 3.
3 hal yang ringkas sebagaimana yang ditanyakan oleh seorang sahabat Rosulullah kepada baginda Rosul ini, mudahan-mudahan menjadi pegangan buat kita bersama bahwa yang
Pertama jadikan ibadah kita apapun bentuk ibadah kita itu seolah olah menjadi ibadah terakhir yang bisa kita lakukan maka maksimalkan dalam praktik pelaksanaanya
yang kedua adalah menjaga lisan kita dalam setiap perkataan karena lisan yang baik akan melahirkan pahala sementara perkataan yang buruk akhirnya akan membawa dampak dosa dan permusuhan
yang terakhir jangan pernah berharap terhadap kebaikan kelebihan yang dimiliki oleh manusia, tapi berharaplah bertawakallah kepada Alloh SWT siapa yang bertawakal kepada Alloh, Alloh akan cukupkan dirinya, siapa yang berserah kepada Alloh SWT, Alloh tidak akan pernah mengecewakannya bahkan ketika seseorang berada jatuh di dalam keterpurukan justru Alloh akan angkat dia dari lembah keterpurukannya karena cintanya kepada Alloh SWT,
Semoga kita semua diberikan keistiqomahkan oleh Allloh SWT menjadikan tuntunan rosululloh bukan sebatas tontonan tapi justru tuntunan rosululloh sebagai ikutan ditengah-tengah kehidupan kita, karena apa yang disampaikan oleh Rosulullah menjadi pedoman terbaik sepanjang hidup kita, bagi kita yang cinta kepada Rosulullah dan ajarannya, semoga kita dapat menata hari-hari kedepan di sisa-sisa umur yang diberikan Alloh kepada kita ini, menuju jalan yang diridhoi oleh Alloh SWT. Aamin ya Robbal’alamin
Beri Komentar